“Barang siapa mensyukuri nikmat-Ku, pasti akan aku
tambah, dan barang siapa yang lalai dan kufur terhadap nikmat-Ku, maka
tunggulah siksa-Ku amatlah pedih,”.(Qs.ibrahim:7).
Ada satu hal yang sering kita lupakan dalam hidup kita
sehari hari adalah kita sering lupa untuk bersyukur terhadap nikmat dan rezeki
yang telah diberikan oleh Allah kepada kita setiap hari. Kalau kita sering lupa
bersyukur kepada Allah atas nikmat dan rezeki yang telah diberikan kepada kita,
maka Allah juga akan melupakan kita untuk memberi atau menambah rezeki kepada
kita.
Surat Ibrahim ayat 7 diatas sudah jelas bahwa kalau
kita ingin menambah rezeki modalnya sangat ringan yaitu cukup hanya mengingat
Allah dengan cara mensyukuri nikmat – nikmat yang telah diberikan. Jika kita
mau bersyukur Allah pasti akan menambahkan rezeki kita. Bahkan Allah akan
selalu ingat kepada kita jika kita sedang mengalami kesusahan dan membutuhkan
pertolongan. Itu sudah janji Allah yang tidak akan pernah diingkari. Tapi
mengapa kita tidak pernah mau membuktikannya. Mengapa kita masih sering
mengingkarinya? Inilah yang tidak kita sadari, bisa menjadi salah satu penyebab
tertutupnya kembali pintu-pintu rezeki yang sebelumnya telah dibuka oleh Allah
kepada kita. Coba kita berfikir sejenak, setiap hari sebenarnya telah
menurunkan ribuan bahkan jutaan anugerah rezeki dan kenikmatan kepada kita.
Hanya kita yang tidak pernah menyadari dan bersyukur apalagi berterima kasih.
Salah satu anugerah rezeki dan kenikmatan yang sering
kita lupakan dan tidak pernah kita syukuri adalah kesehatan. Kita tidak sadar
bahwa dengan kita diberi badan yang jiwa yang sehat, kita bisa bekerja. Dengan
bisa bekerja kita bisa menghidupi diri kita, istri dan anak anak kita. Bahkan
dengan bekerja kita juga bisa membantu atau menolong orang lain yang
membutuhkan. Dengan sehat kita juga bisa mengantarkan anak-anak kita ka
sekolah, mengikuti perkumpulan majelis taklim, berorganisasi di sekolah,
masyarakat dan di pemerintahan. Bagaimana seandainya kita tidak diberi sehat
atau diberi cobaan sakit. Selain tidak bisa melakukan aktifitas apa-apa, harta
dan uang yang sudah diberikan oleh Allah kepada kita juga akan habis dalam
waktu yang relatif singkat hanya untuk megembalikan kesehatan kita.
Seberapa besar nilai kesehatan yang di berikan Alllah
itu? Jawaban yang paling simple adalah sebesar biaya yang kita keluarkan untuk
memulihkan sakit yang diberikan oleh Allah kepada kita. Misalnya tiba-tiba kita
daberi sakit perut kembung yang tidak segera berakhir. Kembung ini disebabkan
karena kita tidak bisa buang air besar. Tidak bisa buang air besar karena ada
masalah pada saluran pembuangan di dubur yang di sebabkan oleh tumbuhnya
kelenjar yang membentuk benjolan. Setelah di periksa dokter, diputuskan harus dilakukan
operasi dan dibuatkan saluran pembuangan kotoran sementara di bawah pusar dekat
perut. Sambil mengoperasi benjolan yang menutup dilubang dubur dan menunggu
hingga sembuh. Perkiraan dokter, untuk membuat lubang saluran sementara,
megoperasi benjolan didubur, dan proses penyembuhan membutuhkan waktu minimal 1
bulan dirumah sakit. Dan biaya diperkirakan menghabiskan minimal Rp. 15 juta
padahal selama bekerja, anggaplah paling besar bisa menabung bersih Rp. 1 juta
perbulan, berarti tabungan yang telah kita kumpulkan satu tahun lebih itu akan
habis dalam waktu 1 bulan. Itu masih di hitung berdasarkan perawatan selama di
rumah sakit. Padahal setelah pulang, juga masih memerlukan rawat jalan, kontrol
ker rumah sakit tiap minggu yang membutuhkan waktu paling sedikit juga satu
bulan. Ini masih perlu biaya lagi. Jika sudah sakit seperti itu barulah kita
sadar bahwa kesehatan itu ternyata mahal harganya. Jika sudah sakit barulah
kita ingat kepada Allah, mengadu dan memohon untuk diberi kesembuhan. Kita baru
ingat Allah jika sudah tergeletak dirumah sakit dan tidak bisa melakukan
aktifitas apa-apa.
Inilah salah satu bentuk kesalahan terbesar kita
kepada Allah, karena kita tidak pernah mau bersyukur dan mensyukuri kenikmatan
dan kesehatan yang sudah diberikan kepada kita. Jika sudah diberi sehat
bukannya badan ini dijaga, dirawat dan dipergunakan untuk beribadah kepada
Allah, tetapi sebaliknya malah dirusak dan dibuat ingkar kepada Allah. Mengapa
kita lebih suka melupakan Allah. Bukankah hanya Allah yang megatur semua
kehidupan kita, mulai dalam kandungan, lahir, rejeki, jodoh dan mati kita?.
Padahal kalau kita mau menyisikan waktu sejenak saja untuk mengingat Allah jiwa
kita akan menjadi tenang, jalan rejeki kita menjadi lapang. Dan Allah selalu
memberikan petunjuk jikalau kita sedang susah atau sedang dilanda masalah.
Mengingat Allah itu tidak memerlukan biaya
apa-apa, mengapa kita enggan untuk melakukan. Sedangkan ingkar kepada
Allah itu membutuhkan biaya mahal, tetapi mengapa lebih suka dilakukan.
Ingatlah bahwa semua ini adalah tipu daya iblis untuk menjerumuskan kita
kedalam jurang kesengsaraan di dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar