Sampah tidak mungkin dibiarkan begitu saja.
Semakin hari kegiatan manusia semakin menghasilkan sampah. Sampahpun
menggunung. Keadaan demikian tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apabila
dibiarkan begitu saja, sampah merupakan tempat bertumbuhnya berbagai bibit
penyakit. Oleh karena itu, kita harus mengelolanya dengan baik. Pengelolaan
sampah dengan baik akan menimbulkan lingkungan yang bersih.
Begitu banyaknya sampah hasil kegiatan manusia
tidak semuanya dapat dihancurkan. Dalam pengelolaannya pun membutuhkan biaya
besar. Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan manusia untuk menanggulangi
sampah. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
MENYEDIAKAN TEMPAT – TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH
Sampah tidak dapat kita hindari.
Kapan dan dimana pun kegiatan kita menghasilkan sampah. Dirumah kita
menghasilkan sampah. Di sekolah kita juga menghasilkan sampah. Di kantor juga
menghasilkan sampah. Bahkan, di dalam kendaraan pun kita menghasilkan sampah.
Agar sampah tersebut tidak tercecer
sehingga dapat mengotori lingkungan di sekitarnya, kita perlu menyediakan
tempat pembuangan sampah. Tempat pembuangan sampah perlu disediakan di setiap
rumah, kantor, ruang kelas, di tempat umum, bahkan di dalam kendaraan pun perlu
di sediakan tempat sampah.
Berbagai bentuk tempat sampah
dibuat. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan. Namun, satu hal yang harus kita
perhatikan, yaitu tempat sampah yang baik harus memiliki penutup. Dengan
demikian, sampah itu tidak akan dihinggapi lalat dan tidak dapat dijangkau oleh
berbagai binatang, seperti kecoa, tikus, kucing, dan binatang lainnya.
Bagi massyarakat desa yang memiliki
pekarangan cukup luas, tempat sampah biasanya dibuat dengan mennggali tanah.
Tanah digali dengan bentuk persegi. Kedalaman satu meter. Sampah dibuang
kedalam lubang itu.jika sampah mongering, dapat dibakar. Namun, apabila bak itu
mulai penuh, lubang pun ditimbun kembali dengan tanah. Lubang sampah dibuat
ditempat yang lain.
Bagi massyarakat perkotaan, tempat
pembuangan sampah dibuat dari bak semen. Kemudian, bak itu dibuat tutup. Setiap
hari petugas kebersihan mengangkut sampah tersebut.di tempat umum, pemerintah
dari hasil retribusi sampah massyarakat bisa menyediakan fasilitas tempat
pembuangan sampah. tong – tong yang
berukuran besar dapat disediakan di tempat – tempat yang strategis di mana
massyarakat dapat menjangkaunya. Sampah-sampah dari tong ini jika sudah penuh,
dalam waktu yang regular dapat diambil oleh petugas sampah untuk diangkut oleh
truk-truk ke tempat pembuangan akhir.
2.
DISEDIAKAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)
Untuk membuang sampah-sampah dari
perkotaan biasanya disediakan tempat pembuangan akhir. Sampah dari masyarakat
biasanya ditampung dahulu di tempat pembuangan sementara (TPS). Kemudian, dari
TPS diangkut kembali oleh truk-truk pengangkut sampah menuju Tempat Pembuangan
Akhir (TPA). Tempat pembuangan akhir sampah seharusnya jauh dari lingkungan
masyarakat. Hal ini supaya kesehatan masyarakat tidak terganggu karena adanya
tempat pembuangan akhir sampah. Kemudian, pengelolaan sampah di TPA pun harus
dilakukan secara baik.
Tempat pembuangan terakhir biasanya
menggunakan sistem penimbunan terbuka. Sistem ini sepertinya harus diperbaiki,
karena sudah beberapa kali terjadi longsoran sampah dan mengakibatkan banyak
korban meninggal. Kejadiannya ini misalnya terjadi di Leuwigajah dan Jayagiri,
kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung.
3.
DAUR ULANG
Sampah dari berbagai macam bentuk
dapat dipisah-pisahkan disesuaikan dengan kegunaannya. Sampah bahan organik
bisa diolah menjadi pupuk kompos dan sampah bahan non organik diolah menjadi
biji pellet. Biji pelet ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik
untuk alat-alat rumah tangga dan mainan anak-anak.
Sampah yang berasal dari plastik
biasanya dicuci terlebih dahulu dan kemudian diubah dengan pertolongan mesin
pres untuk menjadi bahan dasar seperti granulat. Granulat plastik bisa
diproduksi lagi untuk tong-tong sampah besar dan kecil, tempat-tempat duduk
umum di taman-taman, dan lain lain.
Kertas-kertas bekas pun bisa didaur
ulang menjadi kertas yang bermutu tinggi. Pengolahannya tentu saja memerlukan
investasi lagi. Akan tetapi dengan adanya daur ulang sampah kertas, akan
mengurangi keperluan bahan baku kayu sebagai pulp. Penggundulan hutan pun
paling tidak dapat dikurangi.
4.
DIBAKAR
Pembakaran sampah merupakan salah
satu alternatif dalam memusnahkan sampah. Sampah dapat dibakar tentunya ketika
sampah itu mulai mengering. Pembakaran sampah dapat dilakukan mulai dari
rumah-rumah penduduk. Bagi penduduk yang memiliki bak penampungan sampah berupa
bak semen, drum, maupun bak dari penggalian tanah, sampah yang mulai banyak
dapat dibakar.
Di tempat penampungan sampahpun,
untuk menghindari sampah yang menggunung, sampah dibakar. Pembakaran sampah ini
tentunya dapat mengurangi jumlah sampah.sekarang ini banyak diciptakan alat
pembakar sampah. Menggunakan alat ini, sampah dapat dibakar dalam jumlah yang
banyak dan tentunya hasil pembakarannya sempurna. Bahkan, hasil pembakaran
sampah ini dapat dijadikan pupuk.
Sampah padat dibakar didalam incinerator.
Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah
padat hasil pembakaran dapat mencapai 70 %. Cara ini relatif lebih mahal
dibanding dengan sanitary landfill, yaitu sekitar tiga kali lipatnya.
Kelebihan sistem pembakaran ini
ialah:
1.
Membutuhkan lahan yang relatif kecil disbanding
sanitary landfill,
2.
Dapat dibangun di dekat lokasi indusri,
3.
Residu hasil pembakaran relatif stabil dan
hampir semuanya bersifat anorganik,
4. Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik
untuk pembangkit uap, air panas, listrik, dan pencairan logam. Kekurangannya
terletak pada mahalnya investasi, tenaga kerja, biaya perbaikan dan
pemeliharaan, serta masih membuang residu, juga menghasilkan gas. Secara umum,
proses pembakaran didalam incinerator ialah:
a. Sampah yang dapat dibakar dimasukkan didalam tempat penyimpanan atau penyuplai.
b. Berikutnya,sampah diatur sehingga rata lalu dimasukkan ke dalam tungku pembakar.
c. Hasil pembakaran berupa abu, selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai penutup sampah pada landfill. Hasil berupa gas akan dialirkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan scrubber atau ditampung untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit energy.
a. Sampah yang dapat dibakar dimasukkan didalam tempat penyimpanan atau penyuplai.
b. Berikutnya,sampah diatur sehingga rata lalu dimasukkan ke dalam tungku pembakar.
c. Hasil pembakaran berupa abu, selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai penutup sampah pada landfill. Hasil berupa gas akan dialirkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan scrubber atau ditampung untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit energy.
A.
DIBUAT KOMPOS
Sampah ada yang mudah hancur dan ada
yang tidak mudah hancur. Sampah-sampah dari daun-daun yang berguguran, sisa
makanan dan buah-buahan dapat hancur. Sampah tersebut dapat hancur dan
membusuk. Sampah yang membusuk ini dapat digunakan untuk pupuk. Pupuk kompos
yang berasal dari sampah organik dapat digunakan sebagai penyubur tanah guna
merangsang suburnya tanaman.
Pengkomposan merupakan upaya
pengolahan sampah, sekaligus upaya mendapatkan bahan-bahan kompos yang dapat
menyuburkan tanah. Sistem ini mempunyai prinsip dasar mengurangi atau
mendegradasi bahan – bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan
anorganik dengan memenfaatkan aktivitas mikroorganisme. Mikroorganime yang
berperan dalam pengolahan ini dapat berupa bakteri, jamur, insekta dan cacing.
Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum, diperlukan beberapa kondisi,
diantaranya campuran yang seimbang darinberbagai komponen karbon dan nitrogen,
suhu, kelembaban udara (tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering), dan
cukup kandungan oksigen (aerasi baik).
Sistem pengkomposan ini mempunyai
beberapa keuntungan, antara lain,
a. Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak
merusak lingkungan,
b. Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak
memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal,dan
c. Unsur hara dalam pupuk kompos ini bertahan lama
jika disbanding dengan pupuk buatan.
B.
MAKANAN TERNAK
Di beberapa Negara, sampah organik
yang berasal dari restoran biasanya dikumpulkan oleh peternak dan digunakan
sebagai makanan binatang ternak, misalnya babi dan unggas.
Di Indonesia, sampah organic dari pasar yangberupa
sayur-sayuran (kobis, selada air, sawi ), daun pisang, dan sisa makanan
biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing, dan juga ayam dan itik. Hal
ini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi
biaya peternakan. Namun, sampah organik ini harus dipilah terlebih dahulu
sebelum dikomsumsi oleh ternak. Sebab akan bermasalah jika sampah organik tadi
bercampur dengan sampah-sampah yang mengandung logam-logam berat yang dapat
terakumulasi didalam tubuh ternak tersebut. Itulah beberapa cara menanggulagi
sampah yang ada di sekitar kita dengan cara yang mudah dan bermanfaat bagi kita
dan bagi lingkungan sekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar